Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah
yang memiliki putera yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukan puteranya
tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak
menjadi seorang pianis yang terkenal. Selang beberapa waktu kemudian, di kota
tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam
waktu yang sangat singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2
buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya. Pada hari pertunjukan, satu jam
sebelum konser mulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya
tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak inipun
tidak bisa betah duduk diam terlalu lama, tanpa pengetahuan ayahnya, ia
menyelinap pergi.
Ketika lampu gedung mulai diredupkan,
sang ayah terkejut menyadari bahwa puteranya tidak ada disampingnya. Ia lebih
terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan dan
sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut. Didorong
oleh rasa ingin tahu, tanpa rasa takut anak tersebut duduk di depan piano dan
mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, Twinkle2 Little Star.
Operator lampu sorot, yang terkejut
mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba lebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke arah panggung. Seluruh
penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan seorang pianis, tapi
hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis juga terkejut, bergegas naik ke atas panggung.
Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan
berkata "Teruslah bermain", dan sang anak yang mendapat ijin,
meneruskan permainannya.
Sang pianis lalu duduk, disamping anak
itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua
kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan
yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.
Ketika mereka berdua selesai, seluruh
penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ketengah panggung.
Sang anak jadi GR, pikirnya "Gila, baru belajar sebulan saja sudah
hebat!". Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang
duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya
sempurna.
Teman-teman, apa implikasinya dalam hidup
kita? Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah kita lakukan, tapi kita lupa bahwa semua itu terjadi karena
TUHAN ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada TUHAN
di samping kita, KITA ADALAH SIA-SIA. Tapi apabila TUHAN ada disamping
kita... sesederhana apapun yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan
baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar
kita.
Kiranya kita tidak pernah lupa bahwa ada
TUHAN disamping kita. Aamiin.
2 komentar:
Uda pernah baca artike ini sebelumnya, tpi ttp maknanya dapet meski uda dibaca berulang-ulang :)
hehe iya Kak artikelnya memotivasi kita, makasih komentarnya Kak :)
Posting Komentar
silahkan tulis komentarnya guys :)